UN 2013, Bobot Soal Sulit Ditambah 10 Persen
- Selasa, 12 Maret 2013 13:00
- Hartoto
- Hits: 841
Tidak seperti tahun-tahun sebelumnya, 
Ujian Nasional (UN) tahun ini mengalami sejumlah perubahan. Mulai dari 
bertambahnya variasi soal yang sebelumnya hanya berjumlah lima, kini 
menjadi 20 variasi soal, hingga digunakannya sistem barcode 
pada naskah soal dan lembar jawaban UN (LJUN). Tidak hanya itu, 
komposisi bobot soal juga berubah. Bila tahun lalu bobot soal mudah 
sebanyak 10 persen, sedang 80 persen, dan sulit 10 persen, tahun ini 
bobot soal sulit ditambah lagi 10 persen. Dengan penambahan jumlah soal 
yang sulit itu, maka komposisi bobot soal pada UN 2013 ini menjadi 10 
persen soal mudah, 70 persen sedang, dan 20 persen sulit. 
Kepala Badan 
Penelitian dan Pengembangan (Balitbang), Kementerian Pendidikan dan 
Kebudayaan (Kemdikbud), Khairil Anwar Notodiputro mengatakan banyak 
pihak mengkritik bahwa soal UN dinilai terlalu mudah. Hal tersebut 
dilihat dari hasil TIMMS (Trends in International Mathematics and 
Science Study) dan PISA (Programme for International Student Assessment)
 yang menyebut masih ada beberapa materi yang tidak diujikan dalam UN. 
"Persentase kelulusan UN di Indonesia juga dinilai begitu tinggi," kata 
Khairil di Jakarta, beberapa hari yang lalu.
“Tingkat kelulusan 
SMA mencapai 95,5 persen. Berarti yang tidak lulus hanya 0,5 persen. 
Bukan berarti kami ingin banyak yang tidak lulus, tetapi kami juga ingin
 meningkatkan grade peserta didik kita. Jangan sampai karena 
khawatir banyak yang tidak lulus, lalu kita tidak tingkatkan mutu UN 
kita,” tambah Khairil.
Meski terdapat 
penambahan soal yang sulit, namun dirinya berharap nilai UN tahun ini 
tetap lebih baik dibanding tahun sebelumnya. Jika demikian, maka itu 
artinya sebenarnya peserta didik mampu menjawab soal, meski jumlah bobot
 soal sulit ditambah. “Kalau seperti itu tidak menutup kemungkinan jika 
tahun depan kami naikkan lagi persentase soal yang sulit. Kita harus 
berani. Jika tidak, kapan kita maju?” tandas Khairil.
Walau menginginkan 
peningkatan kualitas peserta didik melalui UN dengan menambah soal yang 
sulit, namun pihaknya tidak serta merta langsung menaikkan jumlah soal 
yang sulit secara drastis. Khairil mengaku akan melihat hasil pada UN 
tahun ini dan jika peserta didik dapat melewatinya dengan baik, pihaknya
 berencana akan meningkatkan terus bobot soal sulit ini. “Kami tidak 
berani mengubahnya tiba-tiba dengan perbandingan 50 persen soal sulit 
dan 50 persen soal sedang dan mudah. Kami lakukan perlahan sambil 
mengukur dan menjajaki seberapa besar kemampuan anak-anak,” imbuhnya. 
(RA)
Sumber: http://www.kemdiknas.go.id/kemdikbud/berita/1112


0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !